Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 96; Lukas 17; Daniel 11-12
Simon si Penyihir dalam Kisah 8 tadinya begitu mempesona banyak orang di kotanya, tapi setelah menjadi orang percaya dan memberi diri dibaptis, popularitasnya meredup. Sejak saat itu, Simon selalu bersama-sama pembimbingnya Filipus untuk meneguhkan injil yang sudah diimaninya. Sama seperti bayi rohani pada umumnya, ia belum paham ajaran Kristen. Melihat Petrus dan Yohanes memperlihatkan kuasa kesembuhan yang murni dari Allah, ia memakai pemahaman lama untuk mencernanya. Simon yang biasa terobsesi kuasa ingin membeli karunia itu (ayat 20).
Pemikiran bahwa kasih Allah cuma-cuma dan tidak mengikat rupanya sulit diterima pikiran manusia. Delapan jalan Budha, doktrin karma Hindu, dan perjanjian Yahudi, masing-masing menawarkan cara bagaimana mendapatkan kebaikan Tuhan melalui usaha. Hanya Yesus yang berani menawarkannya tanpa syarat. Kasih karunia memang bukan untuk diupayakan, tapi untuk diterima.
Bukankah itu melegakan? Allah siap memberikan kasih karunia menurut kerelaan hatiNya kepada siapapun tanpa pandang bulu. Dunia bisa melakukan apa saja yang orang Kristen lakukan dengan sama baiknya atau bahkan lebih baik. Tapi seperti yang dikatakan Gordon MacDonald, "Hanya satu hal yang tidak bisa dilakukan dunia. Dunia tidak bisa menawarkan kasih karunia."
Kita juga bisa ambil bagian dalam hal ini. Kabarkan tentangNya, sumbangkan kasihNya yang cuma-cuma untuk sesama. Jadi bagaimana? Bisakah kita melakukan sesuatu hari ini?
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.